( PRAKTIKUM VI ) KELOMPOK 1 : SKORING DAN INTERSECT DATA KOTA DENPASAR
LAPORAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
SKORING DAN INTERSECT DATA KOTA DENPASAR
Dosen Pengampu : Putu Perdana Kusuma Wiguna, SSi, M.Sc
Disusun Oleh :
Nindya Oktaviani (2006541033)
Wilda Amelissa Lumban Tobing (2006541034)
Yuliatin Rahman (2006541035)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.
1.1 Latar
Belakang
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic
Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja
dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja. Sistem Informasi Geografi dapat memadukan
antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan
secara geografis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat
menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya
akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi
Geografis dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem manual (analog), dan sistem
otomatis yang berbasis digital komputer (Nurpilihan, dkk, 2011). Aplikasi SIG
yang bebasis komputer di antara lain adalah QGIS, ArcGIS, QuantumGIS, ArcView,
ERDAS, dan lain-lain.
Intersect digunakan untuk memotong input theme dan
secara otomatis mengoverlay antara theme yang dipotong dengan theme
pemotongnya, dengan output theme memiliki atribut data dari kedua theme
tersebut. Pada operasi ini kedua theme baik input theme maupun intersect theme
harus merupakan theme dengan tipe polygon. Tujuan dari menu ini adalah
menentukan areal yang overlapping antara fitur input. Output yang dihasilkan
adalah fitur yang ada di kedua input masing-masing.
Skoring adalah proses pengolahan data yang dilakukan setelah proses reclassify. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap parameter penyebab banjir, kemudian dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya banjir. Metode scoring merupakan teknik analisis data kuantitatif yang digunakan untuk memberikan nilai pada masing-masing karakteristik parameter dari sub-sub variable agar dapat dihitung nilainya serta dapat ditentukan peringkatnya. Pendekatan parametrik mempunyai berbagai keuntungan yaitu kriteria yang dapat dikuantifikasikan dan dapat dipilih sehingga memungkinkan data yang obyektif ; keandalan, kemampuan untuk direproduksikan dan ketepatannya tinggi. Pembuatan Peta kejadian banjir Kota Denpasar dengan software Qgis 3.26.
1. 1.2 Tujuan Laporan
1. Untuk
mengetahui konsep skoring dan Intersect dalam SIG
2. Mahasiswa
mampu mengetahui langkah-langkah skoring dan Intersect menggunakan QGIS.
2.
1.3 Manfaat
Laporan
Untuk mengetahui konsep skoring dan Intersect di dalam qgis 3.26.3 dan juga dengan adanya laporan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi panduan dalam pengunaan dalam qgis 3.26.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
1.Laptop
2. Mouse
3. Aplikasi Qgis 3.26
Bahan :
1. Peta (peta penggunaan lahan, curah hujan, kelerangan, dan sebagianya) *menyesuaikan masalah yang diambil.
2.2 Prosedur Kerja
1. Melakukan Persiapan
Pada tahap persiapan ini dilakukan pengumpulan data-data sekunder baik berupa peta dan tabel. Peta-peta penunjang yang telah dikumpulkan seperti peta administrasi, penggunaan lahan, jenis tanah dan lain-lain akan digunakan untuk keperluan overlay, dengan bantuan software QGIS 3.26
2. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan yaitu: menginput data, memproses data, kemudian output data.
3. Hasil dan Penyusunan Laporan Praktikum
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DATA
1. Data Spasial Kerapatan Sungai
2. Data Spasial Penggunaan Lahan
3. Data Spasial Ketinggian Tempat
4. Data Spasial Kemiringan Lereng
5. Data Spasial Curah Hujan
6. Data Spasial Jenis Tanah
3.2 TUTORIAL
3.2.1 Skoring
Langkah pertama, masukkan data spasial yang akan digunakan, kemudian akan muncul tampilan
seperti gambar dibawah ini.
Langkah-
Langkah untuk melakukan Skoring :
a. Curah Hujan
1. Untuk memberi
skor pada tiap data, dapat dilakukan dengan klik data yang ingin diberi skor (contoh:
data curah hujan. Klik kanan tulisan curah hujan, kemudian pilih Open Attribute
Table)
2. Maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut
3. Untuk menambahkan kolom, dapat dilakukan dengan klik icon pensil di pojok kiri atas lalu klik new field atau icon seperti dibawah dan akan muncul gambar seperti disamping.
4. Lalu pemberian keterangan kolom dapat dilakukan
dengan memberi keterangan pada kolom “name” lalu klik “ok”, seperti contoh
dibawah dan akan muncul tampilan
setelah penambahan dan penamaan kolom seperti gambar di samping.
Skor yang telah diberikan sebelumnya akan tersimpan secara otomatis.
3. Untuk menambahkan kolom, dapat dilakukan dengan klik icon “pensil” di pojok kiri atas lalu klik new field atau icon kemudian akan muncul tampilan seperti berikut.
10. Setelah itu option akan otomatis berubah menjadi option “SKOR” isi kolom yang kosong tersebut sesuai dengan skor data
11. Untuk pemberian skor dan bobot pada jenis tanah,
dapat disesuaikan dengan data yang telah diberikan.
12.Untuk jenis tanah “latosol coklat kemerahan, regosol coklat kelabu, dan regosol coklat kekuningan” memiliki skor 2
13. Karena ketiga jenis tanah tersebut memiliki skor yang sama agar memudahkan pemberian skor maka dapat dilakukan dengan memblok jenis tanah, yaitu dengan “ctrl + klik kiri pada nomor di sebelah kiri sesuai dengan nomor jenis tanah yaitu 1, 2 dan 3”
14. Setelah jenis tanah di blok, maka dapat mengisi skor pada kolom yang kosong seperti berikut
15. Secara otomatis, skor pada jenis ketiga jenis tanah akan berisi skor yang diberikan.
16. Pemberian skor pada jenis tanah aluvial hidromorf dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti pemberian skor pada 3 jenis tanah di atas.
17. Tekan “ctrl + klik kiri pada nomor 4 dan 5”
untuk mem blok jenis tanah aluvial hidromorf
18. Setelah jenis tanah di blok, maka dapat mengisi skor pada kolom yang kosong seperti berikut
19. klik “update selected” , secara otomatis skor akan terisi sesuai dengan skor yang diberikan
20. Untuk pemberian bobot Jenis Tanah dapat dilakukan dengan cara yang hamper sama seperti pemberian Skor, perbedaannya pada pemberian bobot pada jenis tanah tidak perlu di blok.
21. Dapat dilakukan dengan klik kemudian akan muncul option seperti di bawah, kemudian klik “BOBOT_JT”
22. lalu akan muncul tampilanisi kolom yang kosong tersebut sesuai dengan bobot pada data Jenis tanah yang telah diberikan.
23. Untuk Jenis Tanah memiliki nilai bobot 2, maka
dapat mengisi kolom kosong tersebut dengan data bobot,
24. Kolom ‘B_S_JT” merupakan kolom unutk hasil perhitungan antara skor dan bobot. Untuk menghitung skor dan bobot dengan cepat maka dapat dilakukan dengan, klik kemudian akan muncul option seperti di bawah, kemudian klik “B_S_JT"
25. lalu akan muncul tampilan kemudian masukkan rumus “SKOR_JT*BOBOT_JT” penulisan rumus harus sama seperti penamaan kolom skor dan bobot.
26. kemudian klik “update all”, maka otomatis pada kolom “B_S_JT” akan berisi hasil dari perhitungan yang telah dilakukan.
27. setelah pemberian skor selesai maka, dapat close
tab dengan menekan
Skor yang telah diberikan sebelumnya akan tersimpan secara
otomatis.
c. Kemiringan Lereng
Lakukan hal yang sama seperti Curah Hujan dan Jenis Tanah
1. Klik kanan pada
tulisan “DPS-KEMIRINGAN LERENG” kemudian klik Open Attribute Table
2. Lalu tambahkan
kolom dengan mengklik icon “Pensil”yang berada di pojok kiri atas
3. Lalu klik “New
field”, pada kolom “Name” gunakan untuk memberi keterangan terkait kolom yang
ditambahkan. Beri nama “SKOR_L”, dan Klik Ok.
4. Untuk
menambahkan kolom bobot dan hasil perhitungan bobot dan skor dapat dilakukan
dengan mengklik kembali “New Field” lalu isi kolom name sesuai dengan penamaan
yang dijadikan keterangan kolom, klik Ok.
5. Selanjutnya,
untuk memberi skor data maka dapat dilakukan dengan mengklik “123 Id” kemudian
akan muncul beberapa pilihan dan pilih option “SKOR_L”
6. Option akan
otomatis berubah menjadi option “SKOR” pada kolom yang kosong isi dengan skor
data.
7. Untuk pemberian skor dan bobot pada
jenis tanah, dapat disesuaikan dengan data yang telah diberikan. Untuk
kemiringan lereng “3-8%” memiliki skor 1
karena karena terdapat 3 data dengan kemiringan lereng yang sama, agar
memudahkan pemberian skor maka dapat
dilakukan dengan memblok kemiringan lereng “3 – 8%”, yaitu dengan “ctrl + klik
kiri pada nomor di sebelah kiri sesuai dengan nomor kemiringan lereng yaitu 2,
3 dan 4”
8. Setelah di blok
lalu isi skor kolom yang kosong, lalu klik “update selected”
9. Lakukan hal yang sama untuk pemberian bobot hanya saja bedanya pada pemberian bobot tidak perlu di blok yaitu dengan Klik “123 Id” > klik “BOBOT_L “ maka akan muncul kolom kosong lalu klik “Update all” maka kolom kosong akan berisi data yang dimasukkan.
10. Untuk menghitung antara skor dan bobot klik “B_S_L” > masukkan rumus “SKOR_L_BOBOT_L” > klik update all.
11. Setelah pemberian skor lalu close tab menekan tanda Close dan skor yang telah diberikan akan otomatis tersimpan.
d. Ketinggian Tempat
1.Klik kanan pada
tulisan “DPS-KETINGGIAN TEMPAT” kemudian klik Open Attribute Table
2. Lalu tambahkan
kolom dengan mengklik icon “Pensil”yang berada di pojok kiri atas
3. Lalu klik “New
field”, pada kolom “Name” gunakan untuk memberi keterangan terkait kolom yang
ditambahkan. Beri nama “SKOR_KT”, dan Klik Ok.
4. Untuk
menambahkan kolom bobot dan hasil perhitungan bobot dan skor dapat dilakukan
dengan mengklik kembali “New Field” lalu isi kolom name sesuai dengan penamaan
yang dijadikan keterangan kolom, klik Ok.
5.Selanjutnya,
untuk memberi skor data maka dapat dilakukan dengan mengklik “123 Id” kemudian
akan muncul beberapa pilihan dan pilih option “SKOR_KT”
6. Option akan
otomatis berubah menjadi option “SKOR” pada kolom yang kosong isi dengan skor
data.
7. Untuk pemberian skor dan bobot pada
Ketinggian Tempat, dapat disesuaikan dengan data yang telah diberikan. Untuk ketinggian
tempat “0-20 m” memiliki skor 5. Cara pemberian skor dapat dilakukan dengan “Klik
kiri pada nomor 1” untuk memblok ketinggian tempat 0-20 cm.
8. Setelah di blok
lalu isi skor kolom yang kosong, lalu klik “update selected” secara otomatis
skor pada ketinggian 0-20 m akan berisi skor yang diberikan.
9. Lakukan hal yang
sama untuk pemberian skor > 20 m klik kiri untuk nomor 2 untuk memblok
ketinggian diatas > 20 m.
10.
Setelah di blok
maka isi skor pada kolom kosong lalu klik “Update all” maka kolom kosong akan
berisi skor yang diberikan
11. Untuk pemberian Bobot dilakukan dengan hal yang sama bedanya pemberian bobot tidak perlu di blok yaitu dengan klik “123 Id”>klik “BOBOT_KT” lalu akan muncul kolom kosong dan isi kolom tsb dengan data bobot lalu klik “Update all”.
12.Untuk menghitung antara skor dan bobot klik “B_S_KT” > masukkan rumus “SKOR_L_BOBOT_KT” > klik update all.
13. Setelah pemberian skor lalu close tab menekan tanda Close dan skor yang telah diberikan akan otomatis tersimpan.
e. Penggunaan Lahan
1. Klik kanan pada tulisan “DPS-P LAHAN” kemudian klik Open Attribute Table
2.Untuk cara pemberian skor, bobot, dan hasil perhitungan skor dan bobot pada penggunaan lahan, berbeda dengan parameter yang lain. klik "Select Features using an expression"
3. klik "Field and Values" lalu klik 2x option keterangan
4. Lalu klik operators dan klik 2x tanda "=".
5. Untuk memberikan skor pada komponen penggunaan lahan klik Keterangan > dan klik all unique
6. Untuk memberikan skor dapat memilih komponen yang memiliki skor yang sama sehingga dapat dilakukan bersamaan.
7. Untuk pemberian skor dan bobot pada jenis tanah, dapat disesuaikan dengan data yang telah diberikan. Untuk data penggunaan lahan memiliki skor 5 adalah mangrove,pemukiman, dan bangunan. dapat dilakukan dengan klik 2x " Gedung /bangunan " pada all unique.
8. Setelah di blok lalu isi skor kolom yang kosong, lalu klik “update selected”
9. Untuk komponen lain dapat dilakukan dengan klik "operators" kemudian klik 2x "OR" maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah.
10. klik "Field/ Values" klik keterangan > klik all unique, lalu klik "mangrove 2x" maka akan muncul tampilan
11. Lakukan hal yang sama pada komponen : Pemukiman, pembibitan, Mangrove Bali, Prasarana, Sarana Ibadah, Sarana Industri, Kesehatan, Komersial, Pendidikan, Perkantoran dan Pelayanan masyarakat , tempat wisata, jalan.
12. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti dibawah ini :
13. Lalu klik "Select Features" pada bagian pojok kanan atas secara otomtasi komponen akan terblok.
14. Selanjutnya Klik 123 Id > pilih option "SKOR_PL"
15. Isi skor pada kolom yang kosong dan klik "Update Selected" lakukan hal yang sama pada komponen lain.
16. Kolom ‘B_S_PL” merupakan kolom unutk hasil perhitungan antara skor dan bobot. Untuk menghitung skor dan bobot dengan cepat maka dapat dilakukan dengan, klik 123 Id, kemudian akan muncul option seperti di bawah, kemudian klik “B_S_PL”.
17. Lalu masukkan rumus "SKOR_PL_BOBOT_PL" klik Update all
18. Setelah pemberian skor lalu close tab menekan tanda Close dan skor yang telah diberikan akan otomatis tersimpan.
Lakukan hal yang sama seperti Curah Hujan dan Jenis Tanah
1. Klik kanan pada tulisan “DPS-KERAPATAN SUNGAI” kemudian klik Open Attribute Table
2. Lalu tambahkan kolom dengan mengklik icon “Pensil”yang berada di pojok kiri atas
3. Lalu klik “New field”, pada kolom “Name” gunakan untuk memberi keterangan terkait kolom yang ditambahkan. Beri nama “SKOR_KS”, dan Klik Ok.
4. Untuk menambahkan kolom bobot dan hasil perhitungan bobot dan skor dapat dilakukan dengan mengklik kembali “New Field” lalu isi kolom name sesuai dengan penamaan yang dijadikan keterangan kolom, klik Ok.
5. Selanjutnya, untuk memberi skor data maka dapat dilakukan dengan mengklik “123 Id” kemudian akan muncul beberapa pilihan dan pilih option “SKOR_KS”
6. Option akan otomatis berubah menjadi option “SKOR” pada kolom yang kosong isi dengan skor data.
7. Untuk pemberian skor dan bobot pada jenis tanah, dapat disesuaikan dengan data yang telah diberikan. Untuk kerapatan sungai > 0,00350 memiliki skor 1
8. Setelah di blok lalu isi skor kolom yang kosong, lalu klik “update selected”
9. Lakukan hal yang sama untuk pemberian bobot curah hujan hanya saja bedanya pada pemberian bobot tidak perlu di blok yaitu dengan Klik “123 Id” > klik “BOBOT_KS “ maka akan muncul kolom kosong lalu klik “Update all” maka kolom kosong akan berisi data yang dimasukkan.
10.Untuk menghitung antara skor dan bobot klik “B_S_KS” > masukkan rumus “SKOR_L_BOBOT_KS” > klik update all.
11. Setelah pemberian skor lalu close tab menekan tanda Close dan skor yang telah diberikan akan otomatis tersimpan.
3.2.1 Intersection
Se Setelah melakukan skoring pada parameter penyebab banjir,
langkah selanjutnya yaitu melakukan intersect. Langkah-langkah melakukan
intersect sebagai berikut.
A. Intersect antara Jenis Tanah dan Curah Hujan
1.
1. Klik “vector” pada menu toolbar, lalu akan muncul
option seperti berikut
2. 2. Klik option “Geoproccesing Tools”, akan muncul option lalu klik “intersection"
3.Setelah klik “intersection” akan muncul tampilan seperti berikut
4. Klik Pada “input layer” pilih “DPS-JENISTANAH [EPSG:32750]”
5. Klik pada “Overlay Layer” pilih “DPS-CURAHHUJAN [EPSG:32750]”
6. Pada ”intersection”, klik icon
7. Setelah itu akan muncul tampilan seperti berikut. Kemudian pada beri nama file pada kolom “File name” “JT_CH”
8. kemudian pada “Save as type” pilih jenis file “SHP”, lalu klik “save”
9. setelah memberi nama file dan mengubah type file dan
menyimpannya, maka tampilannya akan kembali seperti berikut.
10. kemudian, klik “Run” maka tampilannya akan seperti berikut.
11. setelah terproses, akan muncul tampilan seperti berikut. Klik “Close”
12. hasil dari intersect antara Jenis Tanah dan Curah Hujan.
B. Intersect Kemiringan Lereng dengan hasil intersect Jenis Tanah dan Curah Hujan
1. Klik “vector” pada menu toolbar, lalu akan muncul option
2.
Klik option
“Geoproccesing Tools”, akan muncul option lalu klik “intersection”
3.
Setelah klik “intersection”
4.
kemudian Klik
Pada “Input layer” pilih “JT_CH [EPSG:32750]”
5.
Klik pada
“Overlay Layer” pilih “DPS-KEMIRINGANLERENG [EPSG:32750]”
6.
Pada
”intersection”, klik icon akan muncul option seperti berikut, lalu klik
“Save to File”
7. Setelah itu akan
muncul tampilan seperti berikut. Kemudian pada beri nama file pada kolom “File
name” “JT_CH_KL”
8.
kemudian pada
kolom “Save as type” pilih jenis file “SHP files (*.shp)”, lalu klik “save”
9. setelah memberi
nama file dan mengubah type file dan menyimpannya, kemudian klik “Run” maka
akan terproses, Klik “Close”
10. hasil dari intersect antara Jenis Tanah, Curah Hujan, Kemiringan Lereng dan Ketinggian Tempat
C. Intersect ketinggian tempat dengan hasil intersect Jenis Tanah, Curah Hujan, dan Kemiringan lereng
1. Klik “vector” pada menu toolbar, lalu akan muncul option
2. Klik option “Geoproccesing Tools”, akan muncul option lalu klik “intersection”
3. Setelah klik “intersection”
4. Klik Pada “Input layer” pilih “JT_CH_KL [EPSG:32750]”
5. Klik pada “Overlay Layer” pilih “DPS-KETINGGIANTEMPAT [EPSG:32750]”
6. Pada ”intersection”, klik icon akan muncul option seperti berikut, lalu klik “Save to File”
7. Setelah itu akan muncul tampilan seperti berikut. Kemudian pada beri nama file pada kolom “File name” “JT_CH_KL_KT”
8. kemudian pada kolom “Save as type” pilih jenis file “SHP files (*.shp)”, lalu klik “save”
9. setelah memberi nama file dan mengubah type file dan menyimpannya, kemudian klik “Run” maka akan terproses, Klik “Close”
10. hasil dari intersect antara Jenis Tanah, Curah Hujan, Kemiringan Lereng dan Ketinggian Tempat
D. Intersect Kerapatan Sungai dengan hasil intersect
Jenis Tanah, Curah Hujan, Kemiringan Lereng dan Ketinggian Tempat
1. 1. Klik “vector” pada menu toolbar, lalu akan muncul option
2. Klik option “Geoproccesing Tools”, akan muncul option lalu klik “intersection”
3. Setelah klik “intersection”
4. Klik Pada “Input layer” pilih “JT_CH_KL_KT [EPSG:32750]”
5. Klik pada “Overlay Layer” pilih “DPS-KERAPATANSUNGAI [EPSG:32750]”
6. Pada ”intersection”, klik icon akan muncul option seperti berikut, lalu klik “Save to File”
7. Setelah itu akan muncul tampilan seperti berikut. Kemudian pada beri nama file pada kolom “File name”“JT_CH_KL_KT_KS”
8. kemudian pada kolom “Save as type” pilih jenis file “SHP files (*.shp)”, lalu klik “save”
9. setelah memberi nama file dan mengubah type file dan menyimpannya, kemudian klik “Run” maka akan terproses, Klik “Close”
10. hasil dari intersect antara Jenis Tanah, Curah Hujan, Kemiringan Lereng, Ketinggian Tempat dan Kerapatan Sungai
E.Intersect Penggunaan Lahan dengan hasil intersect
Jenis Tanah, Curah Hujan, KemiringanLereng, Ketinggian Tempat dan Kerapatan
Sungai
1. Klik “vector” pada menu toolbar, lalu akan muncul option
2. Klik option “Geoproccesing Tools”, akan muncul option lalu klik “intersection”
3. Setelah klik “intersection”
4. Klik Pada “Input layer” pilih “JT_CH_KL_KT_KS [EPSG:32750]”
5. Klik pada “Overlay Layer” pilih “DPS-P_LAHAN [EPSG:32750]”
6. Pada ”intersection”, klik icon akan muncul option seperti berikut, lalu klik “Save to File”
7. Setelah itu akan muncul tampilan seperti berikut. Kemudian pada beri nama file pada kolom “File name”“JT_CH_KL_KT_KS”
8. kemudian pada kolom “Save as type” pilih jenis file “SHP files (*.shp)”, lalu klik “save”
9. setelah memberi nama file dan mengubah type file dan menyimpannya, kemudian klik “Run” maka akan terproses,
10. Setelah Run, klik “settings” pada menu toolbar, lalu pilih “options” lalu klik processing
11. Klik “General”, lalu pada “Invalid features filtering” pastikan dalam option “Do not filter (better performance), klik Ok
10. Hasil intersect Penggunaan Lahan dengan hasil intersect Jenis Tanah, Curah Hujan, Kemiringan Lereng, Ketinggian Tempat dan Kerapatan Sungai.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Skoring digunakan untuk proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap parameter penyebab banjir, kemudian dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya banjir. Bagian-bagian dari skoring yang digunakan di praktikum ini adalah curah hujan, jenis tanah, kemiringan lereng, ketinggian tempat, penggunaan lahan, kerapatan sungai.
Intersect digunakan untuk memotong input theme dan secara otomatis mengoverlay antara theme yang dipotong dengan theme pemotongnya, dengan output theme memiliki atribut data dari kedua theme tersebut.
4. 4.2 Saran
Dalam proses pembuatan geoprocessing diperlukan ketelitian dan fokus yang baik agar mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Nurpilihan,, Bafdal, Kharistya Amaru, dan Boy Macklin Pareira P. 2011. Buku Ajar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Jurusan TMIP FTIP UNPAD. Sihotang, Dony M. 2016. Metode Skoring dan Metode Fuzzy dalam Penentuan Zona Resiko Malaria di Pulau Flores. Jurnal JNTETI, Vol. 5 No. 4, November 2016.
Muhamad Sholahuddin DS. SIG Untuk Memetakan Daerah Banjir Dengan Metode Skoring Dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara. Sistem Informasi
Tidak ada komentar